VIVAnews -- Ada hal yang menarik di acara pameran seminar internasional one village one product (OVOP) 2009 yang digelar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali.
Beberapa produk yang dihasilkan dari UMKM di beberapa negara memamerkan hasil karyanya selain dari Indonesia juga ada beberapa negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan masih banyak lagi.
Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah sebuah lembaran yang mirip seperti kain namun setelah dijelaskan kalau lembaran itu merupakan bahan pisang yang telah diiris tipis kemudian disambung dan dijemur hingga kering. Stand ini adalah sale pisang ‘Suka Senang’ milik Tarwa Hadi dari Ciamis, Jawa Barat.
Yang cukup menarik perhatian adanya sale pisang SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Nama ini diberikan masyarakat ketika mengetahui sale pisang dalam bentuk gulungan ini dipesan orang nomor satu di Indonesia lebih dari 8.000 biji saat putra pertamanya, Bambang Harimurti menikah dengan Annisa Pohan.
Sale pisang ini dibuat pisang siem yang dikumpulkan dari pedagang pisang di Ciamis dipotong tipis kemudian ditempelkan dengan getah yang telah dikeluarkan dari pisang hingga mencapai dua meter. Bahan ini kemudian dipotong sesuai ukuran dan dapat menghasilkan 90 lembar sale siap saji.
Menariknya lagi, istri mantan Wakil Presiden, Mufidah Jusuf Kalla pernah memakai lembaran pisang yang telah kering dipakai untuk selendang.
Setelah dipotong, pisang tipis ini pun siap digoreng dicampur dengan tepung beras, terigu gula, vanila, telor, susu, gula halus. Pisang Siem atau yang kerap disebut sebagai pisang baby karena rasanya yang manis, dan tetap putih meskipun telah dijemur selama tiga hari.
"Saya sudah coba beberapa pisang namun hasilnya kalau terkena sinar, warnanya langsung hitam seperti sale pisang ambon," ujar Tarwa.
Pemasaran yang dilakukan selain dalam negeri seperti Jakarta, Bandung, Medan, Jambi, Surabaya, Bali, juga telah sampai ke luar negeri yaitu Kanada melalui pihak ketiga di Jakarta.
Untuk pesanan luar negeri dalam satu bulan mencapai 7 kuintal sampai satu ton, sementara untuk kebutuhan pemasaran dalam negeri mencapai sembilan ton. Tarwa mengaku sampai saat ini dirinya dibantu adanya empat kelompok yang terdiri dari 200 orang dari warga sekitar yang bekerja bertugas mengiris pisang sampai kering dan siap goreng.
"Kami berdayakan masyarakat sekitar mulai dari petani pisang, tukang pikul sehingga semuanya mendapat keuntungan," ujarnya.
sumber :http://kosmo.vivanews.com/news/read/105785-sale_pisang__sby__dipamerkan_di_bali