Bahan Pendingin (hycool) Pengganti Freon yang Hemat Energi

Krisis energi yang terjadi saat ini harus segera dicarikan jalan keluarnya. Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan negara kita benar-benar akan kehabisan sumber-sumber energi. Salah satu sumber energi yang sangat penting adalah listrik. Parahnya, banyak sekali pihak-pihak yang menggunakan listrik dengan boros, terutama hotel, perkantoran, gedung-gedung bertingkat, dan industri. Khusus untuk hotel dan gedung perkantoran, ternyata 60 persen penggunaan listriknya untuk air conditioning (AC). Hal yang sama juga terjadi pada industri dan gedung-gedung perkantoran. Karena itu perlu terobosan guna menghemat pemakaian listrik untuk AC.

Sejumlah dosen dan mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mengadakan penelitian untuk menemukan cara menghemat pemakaian listrik untuk AC. Hasilnya, mereka menemukan Hycool, bahan pendingin (refrigeran) campuran untuk menggantikan bahan freon yang selama ini digunakan untuk AC. Selain lebih hemat energi, Hycool juga lebih ramah lingkungan karena tidak melepaskan zat-zat yang bisa merusak ozon sebagaimana freon.

Hasil penelitian tersebut kemudian dipatenkan dan dikembangkan secara massal oleh PT Citra Total Buana Biru. Perusahaan ini dipimpin oleh salah seorang mantan mahasiswa ITB yang ikut dalam penelitian tersebut, Ir Ahmad Fahmi. Atas prestasi ini Ketua Tim Peneliti ITB, Prof Dr Ir Aryadi Suwono, mendapatkan penghargaan khusus dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diserahkan pada 17 Agustus lalu.

Kepada wartawan, Prof Aryadi mengatakan, penelitian tersebut dilakukan sekitar 1983 karena saat itu terjadi krisis energi yang berdampak pada industri. Bersama sejumlah dosen dan mahasiswa ITB, pihaknya lalu mengadakan penelitian khusus untuk mencari bahan pendingin yang hemat energi. Hycool adalah tiga bahan pendingin hidrokarbon, yaitu HCR-12, HCR-22 dan HCR-134a. Ketiga bahan ini memberikan tiga keunggulan, hemat energi/listrik, ramah lingkungan karena tidak merusak ozon dan tidak mengakibatkan pemanasan global, serta bisa memperpanjang usia kompresor AC.

Hycool bisa menghemat pemakaian listrik 12-24 persen. Dengan demikian, pemakaian bahan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 10 tahun 2005 tentang penghematan energi. ”Contohnya, Hotel Gran Melia. Biaya untuk listrik per bulan bisa mencapai Rp 600 juta. Dan, 60 persennya akibat pemakaian AC. Ketika menggunakan Hycool penghematan bisa mencapai 17 persen. Artinya, tiap bulan mereka bisa hemat sekitar Rp 100 juta,” ungkapnya.

Jika hal yang sama juga dilakukan oleh hotel, gedung perkantoran, perumahan, apartemen, industri, dan sebagainya, maka jumlah energi yang bisa dihemat sangat besar. Ini akan membawa keuntungan bagi pemerintah, kalangan swasta, dan PLN sendiri. Bagi PLN, penghematan energi bisa menghemat cadangan listrik sehingga mencukupi kebutuhan dan tidak perlu membangun fasilitas pembangkit listrik baru. Keuntungan bagi pemerintah, berkurangnya dana yang digunakan untuk mensubsidi BBM bagi PLN. Seperti diberitakan, bahan bakar yang digunakan PLN memang masih disubsidi oleh pemerintah.

”Selain hemat energi, Hycool juga lebih ringan daripada freon. Dengan menggunakan bahan pendingin ini, kinerja AC tidak berubah. Dinginnya tetap sehingga kenyamanannya pun tetap bisa dirasakan,” papar alumnus Universite de Perpignan Prancis ini.
sumber :ARYADI SUWONO & TIM PENELITI ITB(http://semangatbelajar.com/category/teknologi-ramah-lingkungan/)
Read More..

penduduk kota bali

Jumlah penduduk Propinsi Bali menurut sensus penduduk tahun 2000 adalah 3.146.999 yang tersebar di 9 kabupaten dan kota. Empat sensus sebelumnya mencatat jumlah penduduk Bali berturut-turut sebagai berikut: pada sensus 1995 adalah 2.904.828 orang, pada sensus 1971 turun menjadi 2.120.091 orang, sensus 1980 mencatat 2.469.930 orang dan sensus 1990 meningkat menjadi 2.777.356 orang.

Perbedaan ciri dan potensi antar kabupaten/kota menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk Bali di semua kabupaten dan kota. Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar menempati status jumlah wilayah dengan jumlah penduduk terbesar yaitu 17.74% (Buleleng) dan 13,92% (Denpasar) dari seluruh penduduk Bali.

Dalam hal kepadatan penduduk, Kota Denpasar menempati urutan pertama dengan tingkat kepadatan 4.295 orang/km2. Artinya dengan luas wilayah seluas 123.98 kms, Kota Denpasar dihuni oleh 532.440 orang. Di urutan kedua adalah Kabupaten Gianyar dengan kepadatan 1.068 orang/km2. Adapun kepadatan paling rendah terdapat di Kabupaten Jembrana. Dengan wilayah seluas 841.80 km2, kabupaten ini hanya dihuni 217.199 orang atau 275 orang/km2. Selain berdomisili di Provinsi Bali, penduduk Bali juga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia baik sebagai transmigran atau sebagai penduduk pendatang yang bekerja di kota-kota besar lainnya, terutama di Pulau Jawa.

Sebagai satu komunitas, penduduk Bali terikat pada segi-segi kehidupan social dan budaya yang oleh masyarakat Bali disebut sebagai Tri Hita Karana yaitu kewajiban menjalankan kehidupan spiritual, (parhyangan) sebagai atma (jiwa), kewajiban memelihara wilayah pemukiman dan lahan (palemahan), sebagai angga (raga), dan kewajiban melakoni hidup bermasyarakat dalam satu ikatan aturan (pawongan) sebagai khaya (tenaga).

Manusia, masyarakat dan kebudayaan Bali, pada perkembangannya kini, sesungguhnya diwarnai oleh perjalanan budaya dan perilaku masyarakat pada masa Bali kuna, masa Bali Majapahit dan masa Bali modern. Pemahaman tentang hidup terdiri dari dari unsur atma, angga dan khaya, yang bersumber dari ajaran Hindu, menjadikan pola hidup masyarakat Bali unik dan lentur menyikapi perubahan jaman. Perkembangan budaya dan perilaku manusia Bali dari Bali kuna ke Bali modern yang dilakoni secara lentur telah pula menumbuhkan perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa diupayakan terpadu harmonis dengan warna budaya lokal. Budaya Bali, kemudian tampak seperti terus tumbuh berkelanjutan mengalami perkembangan dengan tetap menampakan ciri budaya setempat.

Read More..

perkembangan penduduk

Perkembangan Penduduk PDF Print
19-04-2007
JUMLAH penduduk DKI Jakarta terus bertambah sepanjang tahun 1961-2000. Pada tahun 1961, jumlah penduduk DKI Jakarta baru mencapai 2,91 juta jiwa. Kemudian pada tahun 1971 menjadi 4,55 juta jiwa, tahun 1980 menjadi 6,48 juta jiwa, tahun 1990 bertambah lagi menjadi 8,23 juta jiwa dan akhir tahun 2000 diperkirakan mencapai 9,72 juta jiwa. Diharapkan melalui Sensus Penduduk tahun 2000 ini jumlah penduduk hasil proyeksi dapat dikoreksi secara lebih akurat.


KOTAMADYA SP 1961 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000
Jakarta Pusat 1,002.10 1,260.30 1,236.90 1,074.80 948.20
Jakarta Utara 469.80 612.40 976.40 1,362.90 1,697.00
Jakarta Barat 469.50 820.80 1,231.20 1,815.30 2,389.90
Jakarta Selatan 466.40 1,050.90 1,579.80 1,905.00 2,090.30
Jakarta Timur 498.70 802.10 1,456.70 2,064.50 2,595.00
DKI Jakarta 2,906.50 4,546.50 6,481.00 8,222.50 9,720.40
KAB+KODYA




Bogor 1,257.80 1,597.20 2,493.90 3,736.20 5,423.30
Tangerang 817.20 1,025.70 1,529.10 2,765.00 4,594.20
Bekasi 669.70 803.00 1,143.60 2,104.40 3,570.60
BOTABEK 2,744.70 3,425.90 5,166.60 8,605.60 13,588.10
JABOTABEK 5,651.20 7,972.40 11,647.60 16,828.10 23,308.50

Tingginya pergerakan penduduk dari DKI Jakarta ke wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi (BOTABEK) telah membawa konsekuensi tersendiri terhadap laju pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Jika pada tahun 1961 jumlah penduduknya hanya mencapai 2,74 juta jiwa, maka pada tahun 2000 diperkirakan mencapai 13,59 juta jiwa. Pada tahun 1961 hingga 1971, jumlah penduduk Jakarta Pusat merupakan yang tertinggi dibandingkan kotamadya lainnya. Namun setelah tahun 1980 berangsur-angsur penduduk Jakarta Pusat mengalami penurunan, bahkan pada tahun 1990 hingga tahun 2000 penduduk di wilayah ini merupakan yang terkecil dibandingkan wilayah lainnya. Walaupun penduduk DKI Jakarta terus mengalami peningkatan, namun demikian laju pertumbuhan penduduk sepanjang kurun waktu 1961-2000 terus mengalami penurunan


Sumber : BPS DKI Jakarta
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=4075&Itemid=1510
Read More..

sumber daya alam

Luas Indonesia mencapai 9,8 juta km2 yang terdiri dari daratan seluas 1,9 juta km2 atau sekitar 19% dari total areanya. Sementara perairannya, termasuk zona ekonomi eksklusif, terbentang seluas 7,9 juta km2 atau 81% dari total area. Sebagai suatu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tidak kurang dari 17.508 pulau besar dan kecil, membentang sepanjang khatulistiwa dari Barat ke Timur sejauh 5.100 kilometer dan dari Utara ke Selatan sejauh 1.888 kilometer.

freeport8Posisi Indonesia yang strategis karena berada di bentang area daerah vulkanik, di antara benua Asia dan Australia/Ocenia, menganugerahkan Indonesia dengan kekayaan dan keanekaragaman flora, fauna serta sumber daya alam seperti tambang dan mineral seperti minyak dan gas bumi, tembaga, timah, bauksit, perak dan emas.

cendrawasih-1Meskipun Indonesia hanya melingkupi 1,3% dari seluruh permukaan bumi, Indonesia memiliki 10% spesies tanaman bunga dunia, 12% spesies mamalia dunia, 16% dari reptil dan amfibi dunia, 17% spesies burung dunia dan 25% spesies ikan. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia.

Kesuburan tanah dan kandungan bumi yang melimpah membuat Indonesia sebuah negara yang sangat berpotensi dalam bidang agrikultur, perkebunan dan pertambangan. Hal inilah yang menarik kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia sejak abad ke-8. Bahkan, beberapa komoditas yang dibawa dari luar Indonesia seperti karet, kakao dan kelapa sawit dapat tumbuh lebih subur dari negara asalnya.

Sumber Daya Alam Provinsi Sumatera Utara
Peta Provinsi Sumatera UtaraProvinsi Sumatera Utara memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka perekonomian nasional. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat pengembangan perkebunan dan hortikultura di satu sisi, sekaligus merupakan salah satu pusat perkembangan industri dan pintu gerbang pariwisata di Indonesia di sisi lain. Ini terjadi karena potensi sumber daya alam dan karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Kini tersedia potensi pertanian yang cukup melimpah. Sebagian besar produksinya, sayur-mayur dan jeruk malah telah dipasarkan ke provinsi lain bahkan ke luar negeri. Karena itu, tidak mengherankan jika sektor ini menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Luas areal pertanian meliputi lahan sawah irigasi teknis seluas 135.872 ha, sawah non irigasi teknis seluas 141.383 ha, dengan saluran irigasi primer, sekunder dan tersier sepanjang 820.462 meter. Pada 2005, sawah-sawah ini menghasilkan 3.447.784 ton padi, sedangkan di tahun 2006 hanya memproduksi 3.030.784 ton padi.

Bukan hanya padi yang dihasilkan, tetapi juga 1.298.230 ton palawija, hortikultura dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang dikembangkan antara lain 218.375 ha lahan jagung dengan hasil produksi 739.067 ton; 13.142 ha tanaman kedelai dengan hasil produksi 15.295 ton; 155.436 ha lahan singkong dan umbi-umbian dengan hasil produksi 655.070 ton.

Pada 2004, luas hutan mangrove mencapai 103.372 ha dengan kondisi 60% baik. Hal ini sangat mempengaruhi perubahan ekosistem pantai dan kehidupan masyarakat nelayan. Kualitas air sungai yang di pantai hasilnya masih berfluktuasi terutama untuk parameter BOD, COD, TSS, Do dan PH. Fluktuasi kualitas air sungai ini terkait dengan ketaatan perusahaan terhadap baku mutu limbah cair dan besarnya beban limbah domestik yang dibuang langsung ke badan air. Sungai ini terkait dengan ketaatan perusahaan terhadap baku mutu limbah cair dan besarnya beban limbah domestik yang dibuang langsung ke badan air. Kualitas udara dengan indicator konsentrasi ambien polutan udara (Sox, Nox, debu, kebisingan) dan jumlah titik api (hotspot). Tahun 2004 jumlah titik api berkurang dari 219 titik api (2003) menjadi 164 titik api. Indikator ini menunjukkan kebakaran hutan masih relatif tinggi dan salah satu sumber polusi udara yang menyebabkan tingginya kadar debu di udara.

Di sektor perkebunan, menunjukkan progress menggembirakan. Pada 2005, misalnya, luas areal perkebunan 1.746.340 ha, lalu bertambah menjadi 1.788.943 ha pada 2006, terdiri atas 1.008.525 ha perkebunan rakyat, 363.106 ha perkebunan pemerintah, dan 365.992 ha perkebunan swasta dengan total hasil produksi 4.199.834 ton. Total produksi perkebunan pada 2006 mencapai 1.788.943 ton, meningkat dibandingkan total produksi 2005 sebesar 4.048.411 ton.

Komoditas unggulan sektor perkebunan antara lain karet. Dengan luas areal 479.174 ha, berhasil diproduksi 367.113 ton karet setiap tahunnya. Perkebunan sawit juga cukup luas, mencakup areal 908.080 ha dengan hasil produksi 13.830 ton. Luas perkebunan kelapa 125.969 ha dengan hasil produksi 99.529 ton. Perkebunan kopi mencapai 78.119 ha dengan hasil produksi 55.597 ton, sementara perkebunan kakao terhampar seluas 3.259 ha dengan hasil produksi 59.229 ton.

Meski potensi perikanan laut di pantai timur atau Selat Malaka hanya 239 ribu ton per tahun, Sumatera Utara memiliki potensi perikanan yang sangat besar di Pantai Barat atau Samudera Hindia yang mencapai 917.000 ton per tahun. Kendati demikian, produksi ikan secara keseluruhan masih relative kecil dibanding potensi yang ada, yakni 10,53% per tahun. Produksi perikanan tidak hanya dari laut, tapi juga dari produksi perairan rawa, danau dan sungai yang mencapai 11.669,90 ton dengan hasil produksi perikanan laut yang mencapai 330.579,60 ton, dengan jumlah kapal 22.457 unit. Untuk hasil perikanan budidaya dan perikanan tangkap untuk tahun 2006 sebesar 388.559 ton.

Di bidang kehutanan, Sumatera Utara juga menyediakan sumber daya alam yang melimpah. Pada 2005, total luas wilayah hutan mencapai 2.386.960 ha, terdiri atas 1.297.330 ha hutan lindung dan 1.035.690 ha hutan produksi terbatas. Dari seluruh potensi kehutanan yang ada, hutan yang dapat dikonversi mencapai 879.270 ha dan hutan bakau seluas 477.070 ha. Produksi kehutanan di luar kawasan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) sebanyak 112.459,79 meter kubik kayu bulat, 34.082,12 meter kubik kayu gergajian dan 187.128,74 meter kubi kayu olahan. Sedangkan hasil hutan ikutannya terdiri atas 600 ton rotan dan 654,37 meter kubik Gondorukem.

Di sektor peternakan, komoditas utama yang dihasilkan adalah sapi, kambing, domba, babi, dan unggas. Jumlah populasi sapi potong pada 2006 mencapai 25.465 ekor dengan jumlah pemotongan per tahun sebanyak 53.207 ekor. Populasi sapi perah 6.521 ekor, memproduksi 4.561 ribu liter susu per tahun. Di sana juga tersedia 721.858 ekor kambing bersama 268.500 ekor domba, 809.705 ekor babi, 21.280.380 ekor ayam buras, 6.190.175 ekor ayam petelur dengan hasil produksi 123.95,36 ton telur per tahun, 51.219.491 ekor ayam pedaging dengan hasil produksi 44.687,58 ton daging ayam per bulan, serta 2.291.472 ekor itik dengan hasil produksi 10.919,80 butir telur per tahun. Total produksi peternakan tahun 2006 mencapai 216,05 ton, meningkat dibanding produksi 2005 yang hanya mencapai 213,25 ton.

Sumatera Utara juga memiliki kekayaan tambang. Survey 2006 mencatat bahwa terdapat 27 jenis barang tambang nonlogam (golongan C), 15 jenis barang tambang logam dan enam jenis minyak, gas (migas) dan energi. Barang tambang nonlogam antara lain batu gamping, dolomite, pasir kuarsa, belerang, kaolin, diatomea dan bentonit. Sedangkan barang tambang logam mencakup emas, perak, tembaga dan timah hitam. Sementara potensi migas dan energi antara lain minyak bumi, gas alam dan panas bumi. Saat ini telah dilakukan eksploitasi terhadap minyak bumi di Sumatera Utara, dengan hasil produksi pada 2006 mencapai 21.000 barel minyak bumi.

sumber : http://wei.indonesiakreatif.org/indonesia/resources/?lang=id
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3525&Itemid=1949
Read More..

Konsep Ekologi dan Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan

Ekologi berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu oikos dan logos. Ekologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang memiliki ruang lingkup meliputi populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungan mereka.Setiap ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim.Yang terpenting dari keenam unsur tersebut adalah adanya sebuah atau sekelompok produsen. Sebagian produsen berasal dari tumbuhan hijau.Perbedaan antar ekosistem hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut.
Masing-masing komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses dalam ekosistem.Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.
Setiap ekosistem nampu mengendalikan dirinya sendiri, dan mampu menangkal setiap gangguan terhadapnya. Kemampuan ini disebut homeostasis. Tetapi kemampuan ini ada batasnya. Bilamana batas kemampuan tersebut dilampaui, ekosistem akan mengalami gangguan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan ekosistem akibat terlampauinya kemampuan homeostasis.
Sebuah ekosistem manusia atau lingkungan manusia terdiri dari unsur abiotik ( air, tanah, udara ), biotik ( flora dan fauna baik darat, air maupun udara ) dan sebuah kelompok kultur ( ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat atau kelompok manusia). Agar kehidupan dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peran manusia yang cerdas dan bertanggung jawab dalam mengelola lingkungannya. Sebuah komunitas manusia atau biasa disebut masyarakat berkewajiban menjaga lingkungannya agar kualitas taraf kehidupan masyarakat tersebut terus meningkat sebab lingkungan yang dijaga dengan baik dapat menghasilkan sumber daya yang baik dan dapat mengurangi pencemaran. Maka agar masyarakat dapat menjaga lingkungannya dengan baik diperlukan asas-asas dalam pengelolaan lingkungan antara lain :
  1. asas penanggulangan pada sumbernya (abattement at the source);
  2. asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik;
  3. prinsip pencemar membayar ( polluter pays principle );
  4. prinsip cegat tangkal ( stand still principle );
  5. prinsip perbedaan regional.
Jika masyarakat dan pemerintah tidak mampu melaksanakan asas – asas tersebut dalam jangka waktu yang cukup panjang maka lingkungan akan mudah mengakibatkan bencana lingkungan terbesar seperti pencemaran lingkungan baik di darat, air maupun udara,
penyempitan lahan pertanian, perusakan tata ruang, koversi hutan yang tidak terkendali, semakin terkurasnya SDA baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta masih banyak bencana-bencana lingkungan lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan SDA di dunia. Dengan SDA yang baik maka hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan taraf ekonomi dan sumber devisa dalam modal pembangunan. Namun terkadang masyarakat Indonesia melupakan bahwa SDA yang tersedia di lingkungannya memiliki batas dalam kuantitas maupun kualitas sehingga apabila dimanfaatkan secara terus menerus tanpa dilestarikan maka akan rusak atau bahkan punah. Seandainya hal itu terjadi maka akan mengakibatkan krisis pangan, krisis energi, krisis air dalam lingkungan. Jumlah penduduk di Indonesia semakin hari semakin meningkat hal ini mengakibatkan kebutuhan hidup masyarakat semakin meningkat sementara jumlah SDA yang tersedia semakin hari semakin habis dan terbatas dalam memanfaatkannya. Bukan hanya permasalahan SDA yang terjadi di Indonesia namun juga permasalahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kemajuan industri dan transportasi yang tidak diimbangi dengan usaha pencegahan polusi lingkungan dan penerapan sistem teknologi ramah lingkungan. Hutan merupakan SDA terbesar dan terbaik yang ada Indonesia serta berfungsi dalam mengurangi pencemaran udara. Namun sekarang keadaan hutan di Indonesia semakin memprihatinkan Berdasarkan pada hasil penelitian citra landsat pada tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami kerusakan yang cukup serius. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas Penanggulangan Bencana pada tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga pertengahan 2003 data yang didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban jiwa dan mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan longsor. Semakin sering suatu negara yang terkena bencana lingkungan seperti di Indonesia maka akan semakin lambat pula pembangunan pada negara itu, baik pembangunan mikro maupun makro.
Suatu negara dengan sistem kemajuan teknologi yang baik dan didukung oleh jumlah SDA yang melimpah maka dapat dipastikan negara tersebut akan mengalami pembangunan yang cukup pesat. Tanpa inovasi dan IPTEK yang baik maka nilai tambah yang terkandung pada suatu SDA tidak akan dapat dimanfaatkan. SDA yang diolah semakin baik maka akan memiliki daya saing dan harga lebih tinggi seperti contohnya getah karet, apabila kita menjualnya dalam bentuk getah karet saja maka harganya tentu jauh lebih murah dibanding kita menjual dalam bentuk produk ban, pakaian atau bahkan suatu alat kesehatan. Maka dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menguasai IPTEK dan memiliki daya pikir yang baik dalam mengolah SDA yang telah kita dapatkan serta tidak lupa dalam melestarikannya kembali agar persediaan tetap terjaga. Lalu bagaimana agar masyarakat dapat menguasai IPTEK dalam mengelola SDA? Hal ini kita perlu sadari bahwa pendidikan dan pengetahuan adalah kunci utama dalam kemajuan pembangunan suatu bangsa. Semakin tinggi taraf pendidikan suatu masyarakat dalam suatu negara maka akan semakin baik kemajuan pembangunan dan taraf kualitas serta kuantitas lingkungan masyarakat tersebut.

Daftar Pustaka

1. http://agungborn91.wordpress.com/2010/09/26/konsep-ekologi-dan-manusia-dalam-pengelolaan-lingkungan/
3. http://massofa.wordpress.com/2008/09/23/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/
4. Putri Juniarti. 2010. Makalah Masalah Lingkungan Hidup.
6. Indro Sugianto. 2006. Hari Lingkungan ditengah Bencana Lingkungan yang Berkelanjutan.
7. http://www.icel.or.id/hari_lingkungan_ditengah_bencana_lingkungan_yang_berkelanjutan.icel
Read More..

seni batik

Batik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Batik

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Etimologi

Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]
[sunting] Sejarah teknik batik
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4]

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.
[sunting] Budaya batik
Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik Cirebon bermotif mahluk laut

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.
[sunting] Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
[sunting] Baju Batik di Indonesia

Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya apda masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat. Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik pada hari kamis atau jumat.
[sunting] Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
[sunting] Jenis batik
Pembuatan batik cap
[sunting] Menurut teknik

* Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
* Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

[sunting] Menurut asal pembuatan

Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

Batik Tiga Negeri


Batik Jawa Hokokai 1942-1945


Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa


Batik Buketan

Batik Lasem

sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Batik
Read More..

sale pisang SBY

VIVAnews -- Ada hal yang menarik di acara pameran seminar internasional one village one product (OVOP) 2009 yang digelar di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali.

Beberapa produk yang dihasilkan dari UMKM di beberapa negara memamerkan hasil karyanya selain dari Indonesia juga ada beberapa negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan masih banyak lagi.
Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah sebuah lembaran yang mirip seperti kain namun setelah dijelaskan kalau lembaran itu merupakan bahan pisang yang telah diiris tipis kemudian disambung dan dijemur hingga kering. Stand ini adalah sale pisang ‘Suka Senang’ milik Tarwa Hadi dari Ciamis, Jawa Barat.

Yang cukup menarik perhatian adanya sale pisang SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Nama ini diberikan masyarakat ketika mengetahui sale pisang dalam bentuk gulungan ini dipesan orang nomor satu di Indonesia lebih dari 8.000 biji saat putra pertamanya, Bambang Harimurti menikah dengan Annisa Pohan.

Sale pisang ini dibuat pisang siem yang dikumpulkan dari pedagang pisang di Ciamis dipotong tipis kemudian ditempelkan dengan getah yang telah dikeluarkan dari pisang hingga mencapai dua meter. Bahan ini kemudian dipotong sesuai ukuran dan dapat menghasilkan 90 lembar sale siap saji.

Menariknya lagi, istri mantan Wakil Presiden, Mufidah Jusuf Kalla pernah memakai lembaran pisang yang telah kering dipakai untuk selendang.

Setelah dipotong, pisang tipis ini pun siap digoreng dicampur dengan tepung beras, terigu gula, vanila, telor, susu, gula halus. Pisang Siem atau yang kerap disebut sebagai pisang baby karena rasanya yang manis, dan tetap putih meskipun telah dijemur selama tiga hari.

"Saya sudah coba beberapa pisang namun hasilnya kalau terkena sinar, warnanya langsung hitam seperti sale pisang ambon," ujar Tarwa.

Pemasaran yang dilakukan selain dalam negeri seperti Jakarta, Bandung, Medan, Jambi, Surabaya, Bali, juga telah sampai ke luar negeri yaitu Kanada melalui pihak ketiga di Jakarta.

Untuk pesanan luar negeri dalam satu bulan mencapai 7 kuintal sampai satu ton, sementara untuk kebutuhan pemasaran dalam negeri mencapai sembilan ton. Tarwa mengaku sampai saat ini dirinya dibantu adanya empat kelompok yang terdiri dari 200 orang dari warga sekitar yang bekerja bertugas mengiris pisang sampai kering dan siap goreng.

"Kami berdayakan masyarakat sekitar mulai dari petani pisang, tukang pikul sehingga semuanya mendapat keuntungan," ujarnya.

sumber :http://kosmo.vivanews.com/news/read/105785-sale_pisang__sby__dipamerkan_di_bali
Read More..

manfaat bersepeda

Keuntungan menggunakan sepeda, baik itu untuk tujuan kerja ataupun rekreasi, adalah mendapatkan kesehatan diri dan lingkungan yang lebih baik, mengurangi kemacetan lalulintas, meningkatkan taraf hidup dan ekonomi, dan masih banyak lagi.

Konsekuensi positif dari bersepeda sebagai moda transportasi yang sehat, atau murni sebagai aktivitas rekreasional, mencakup banyak aspek dari kehidupan kita. Termasuk di dalamnya adalah kelestarian lingkungan (berakibat pula kelestarian dari semua makhluk hidup di dalamnya) dan kesehatan dari individu yang bersepeda dikarenakan secara fisik mereka lebih aktif. Sistem transportasi yang kondusif terhadap kegiatan bersepeda akan mendapatkan banyak manfaat mulai dari berkurangnya kemacetan lalu lintas hingga peningkatan kualitas hidup yang bebas polusi. Keuntungan secara ekonomis baik terhadap individu maupun masyarakatnya dapat dilihat dari berkurangnya biaya kesehatan dan mengurangi ketergantungan akan kepemilikan kendaraan bermotor (berdampak pula pada berkurangnya biaya asuransi dan biaya perawatan kendaraan). Ada pula keuntungan ekonomis yang sulit diukur seperti peningkatan vitalitas ekonomi dari masyarakat yang menekankan pada mobilitas bersepeda. Masyarakat yang giat bersepeda akan menciptakan iklim sosial yang egaliter, yang memberikan banyak pilihan moda transportasi kepada semua penduduknya.

Manfaat Kesehatan

Tidak peduli berapa lama jam terbang anda bersama sepeda, bersepeda merupakan cara berolahraga yang menyehatkan. Aktivitas fisik memegang peranan sangat penting sekarang ini. Kita bisa mengamati, banyak orang sekarang ini lebih banyak berdiam diri duduk dan menderita obesitas dikarenakan kurangnya aktivitas fisik. hal ini menjadikan hidup mereka beresiko. Meningkatnya aktivitas fisik yang sederhana sekalipun, sampai tingkat sedang, akan mendatangkan keuntungan yang cukup dibandingkan mereka yang tidak terlalu aktif. Melakukan kegiatan fisik ringan sampai sedang akan mengurangi resiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit kronis lain yang mengancam jiwa. Aktivitas fisik juga merangsang kesehatan mental dan bahkan mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan kita.

Orang dewasa sampai usia lanjut juga akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan bersepeda ini. Olahraga yang teratur akan memberikan banyak manfaat kesehatan bagi usia lanjut, termasuk didalamnya jantung yang lebih kuat, mental yang positif dan banyak manfaat lain yang tidak berdiri sendiri, manfaat yang penting dan akan terlihat ketika populasi kita menginjak usia tua pada masa-masa mendatang.

Manfaat di bidang Transportasi

Kalau kita teliti dengan obyektif sebenarnya jarak tempuh aktivitas kita sehari-hari cukup singkat untuk dilalui dengan bersepeda. Perjalanan pergi-pulang kantor dan rumah rata-rata hanya 20 menit saja.
Bersepeda dapat membantu mengurangi kemacetan jalan raya. Banyak jalan raya dipenuhi lalu lintas kendaraan yang lebih banyak dari daya tampungnya, mengakibatkan kemacetan luarbiasa, menghabiskan waktu dan energi, menebar polusi ke udara dan meningkatkan stress dari pengemudi. Bersepeda hanya membutuhkan ruang kecil per pengguna jalan yang signifikan sekali apabila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Perbaikan jalan raya untuk mengakomodasi pengguna sepeda juga akan meningkatkan keselamatan pengguna kendaraan bermotor.

Manfaat ekonomi

Bersepeda adalah bentuk transportasi yang terjangkau. Kita harus membayar cukup mahal untuk kepemilikan mobil dan biaya pemeliharaannya pun mengambil porsi yang besar dari pendapatan kita. Jika fasilitas yang aman disediakan untuk para penyepeda, akan banyak orang yang mau dan lebih sering menggunakan sepeda yang pada akhirnya menghemat biaya transportasi bulanan mereka. Ini berarti mereka akan mempunyai sisa uang untuk dapat digunakan memenuhi kebutuhan yang lain.


sumber :http://sepedaku.com/forum/showthread.php?12520-Bukti-manfaat-bersepeda....
Read More..